Sabtu, 01 Desember 2012

SISTEM TELEKOMUNIKASI

Perbedaan FDM, TDM, STDM, WDM, dan CDM
A. FDM (Frequency-Division Multiplexing)
FDM adalah teknik pada sinyal analog yang dapat diterapkan ketika bandwidth dari saluran transmisi data (dalam hertz) lebih besar dari bandwidth gabungan frekuensi yang akan ditransmisikan. Dalam FDM, saluran bandwidth dibagi menjadi pita frekuensi yang lebih kecil melalui proses modulasi (AM). Setiap band atau sub-channel kemudian dialokasikan untuk masing-masing frekuensi. Agar tidak terjadi interferensi dan sinyal tidak tumpang tindih satu sama lain, setiap channel dipisahkan oleh band pemisah (guard band). Contoh aplikasinya adalah pemilihan saluran atau channel pada siaran radio dan TV.
Kelebihan & Kekurangan FDM
Kelebihan:
·       FDM tidak sensitif terhadap perambatan /perkembangan keterlambatan. Teknik persamaan saluran (channel equalization) yang diperlukan untuk sistem FDM tidak sekompleks seperti yang digunakan pada sistem TDM.
Kekurangan:
·       Adanya kebutuhan untuk memfilter bandpass,  yang harganya relatif mahal dan rumit untuk dibangun (penggunaan filter tersebut biasanya digunakan dalam transmitter dan receiver)
·       Penguat tenaga (power amplifier) di transmitter yang digunakan memiliki karakteristik nonlinear (penguat linear lebih komplek untuk dibuat), dan amplifikasi nonlinear mengarah kepada pembuatan komponen spektral out-of-band yang dapat mengganggu saluran FDM yang lain.
B. TDM (Time Division Multiplexing)
TDM adalah suatu proses multiplexing pada sinyal digital yang memungkinkan beberapa saluran untuk berbagi bandwidth kecepatan tinggi dalam satu jalur komunikasi dengan cara meng-alokasikan  waktu (time slot) yang berbeda-beda untuk setiap sinyal digital. Kemudian sampling dilakukan pada sinyal asal (input signal) sebanyak  8.000 kali/detik. Hanya satu sampel dari sinyal tertentu yang menempati jalur komunikasi pada waktu tertentu. Metode ini dipakai dalam sistem komunikasi seluler GSM.
Kekurangan dan kelebihan TDM :
·      Kerkurangannya adalah Jika ada channel yang tidak ada data untuk dihantar, TDM tetap menggunakan waktu untuk channel yang ada (tidak ada data yang dihantar), ini merugikan penggunaan kabel secara maksimun.
·      Kelebihanya adalah karena teknik ini tidak memerlukan guardband jadi bandwidth dapat digunakan sepenuhnya dan perlaksanaan teknik ini tidak sekompleks teknik FDM.
C. STDM (Statistical Time Division Multiplexing)
STDM merupakan pengembangan lebih lanjut dari TDM.  STDM secara dinamis meng-alokasikan waktu (time slot) diantara jalur komunikasi yang sedang aktif (X ON). Jalur komunikasi yang tidak aktif (X OFF) digunakan sebagai buffer ketika semua slot waktu sedang sibuk. Fungsinya adalah untuk penggunaan bandwith secara efisien. Selain itu STDM juga berfungsi sebagai flow control  dalam jalur komunikasi data dengan cara menghentikan sementara low priority transmission dan memprioritaskan high priority transmission. Oleh karena itu STDM termasuk kedalam Intelligent Multiplexing.
D. WDM (Wavelength Division Multiplexing)

Teknik WDM memungkinkan banyak jalur komunikasi data berkecepatan tinggi ditransmisikan melalui pemancaran  panjang gelombang cahaya λ (lambda) kedalam satu kabel serat optik. Proses kerjanya dengan menggunakan prisma pembalik untuk menggabungkan masing-masing lamda yang berasal dari sumber pancaran sinar kemudian ditransmisikan oleh kabel fiber optik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

E. Code Division Multiplexing (CDM)
 Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi kelemahankelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM dan FDM.. Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan komunikasi seluler CDMA (Flexi) Prinsip kerja dari CDM adalah sebagai berikut :
·      Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64 bit) yang disebut chip spreading code.
·      Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading code) tersebut.
·      Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari kode tersebut.
·      Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut.
·      Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan dikalikan dengan kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan.
 selanjutnya :
 - jika jumlah hasil perkalian mendekati nilai +64 berarti bit ‘1’,
 - jika jumlahnya mendekati –64 dinyatakan sebagai bit ‘0’.

2 komentar:

  1. Assalamualaikum mbak admin, minta ijin copas materi buat tugas kuliah, terima kasih sebelumnya.

    BalasHapus
  2. sumbernya dari mana ya min,
    buat dapus nih, kalau memang dari buku boleh tau ga?
    terima kasih

    BalasHapus